Cegah Patek pada Tanaman Cabai

Cabai merupakan komoditas populer bagi petani dan pelaku bisnis pertanian di Indonesia. Jumlah konsumsi yang terus meningkat telah menarik minat petani untuk berbudidaya cabai. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2019 jumlah produksi cabai Indonesia mencapai 2.90 juta ton. Dibalik besarnya peluang budidaya cabai, petani juga menghadapi tantangan yang besar berupa hama penyakit yang mengakibatkan kerugian.

Musim hujan yang berlimpah air merupakan kondisi yang riskan bagi tanaman cabai. Kondisi lingkungan yang lembab merupakan tempat yang tepat bagi jamur berkembang cepat sehingga menimbulkan penyakit bagi cabai. Salah satu penyakit yang mematikan pada cabai adalah penyakit Patek (Antraknosa).

Patek disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. yang akan menginfeksi buah cabai sehingga menimbulkan bercak kecoklatan yang semakin melebar. Bercak coklat dengan titik kehitaman menjadi tanda cabai yang terinfeksi akan busuk.

Berikut merupakan tanda buah cabai terserang patek:

  1. Kulit buah cabai terdapat bercak coklat kehitaman
  2. Serangan yang hebat menyebabkan buah menguning
  3. Kulit akan mengerut dan kelamaan akan membusuk.

Pencegahan atau pengendalian patek secara alami dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Persiapan lahan dengan mengaplikasikan fungisida dan pupuk kalsium pada tanah. Fungisida merupakan pestisida alami dari jamur yang digunakan untuk melawan penyakit, fungisida yang dapat digunakan yaitu jamur tricoderma. Sedangkan pupuk kalsium yang dapat diaplikasikan adalah Kalsigro98. Kalsium berperan sangat penting untuk ketahanan dinding sel dalam melawan berbagai penyakit dari luar.
  2. Pemilihan bibit cabai yang tahan terhadap penyakit patek dengan memilih varietas unggulan. Usahakan menanam cabai di lahan yang bersih dari patek (bukan bekas lahan yang terkena patek).
  3. Lakukan Sanitasi dengan mencabuti gulma di sekitar tanaman utama, menghilangkan tanaman yang terserang hama, menghilangkan sisa-sisa tanaman yang jatuh atau telah mati, pengolahan tanah dengan baik sebelum dilakukan penanam baru.
  4. Perbaikan Drainase pada lahan sehingga aliran air dapat berjalan lancar sehingga tidak menimbulkan genangan yang membuat tanah lembab. Tanah yang lembab akan mengundang jamur dan berbagai penyakit bagi cabai
  5. Pengaturan jarak tanam agar tanaman memiliki ruang bertumbuh dan mengurangi tingkat penularan penyakit antar tanaman
  6. Bila tanaman cabai yang terkena patek telah parah, maka segera cabut untuk dibakar. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan tanaman cabai lain yang masih sehat.

Demikian langkah pengendalian penyakit patek pada cabai. Semoga berguna bagi para petani muda yang sedang belajar untuk mengedalikan hama penyakit cabai.

Jangan lupa follow @Indmira untuk mengetahui informasi mengenai dunia pertanian!